Banyuwangi - Masyarakat Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur, menyuarakan aspirasinya menolak klaim tanah oleh TNI Angkatan Udara melalui aksi unjuk rasa yang digelar pada hari Kamis (25/11/2021) kemarin.
Aksi massa kali ini berawal ketika TNI AU mematok 342 hektar tanah yang berada di Desa Sarongan dan berencana mengalihfungsikan tanah tersebut untuk menjadi markas. Akibatnya, dari pukul 13.00 WIB masyarakat dari berbagai elemen berkumpul di Kampung Bayuran. Sambil membawa pengeras suara yang terpasang di bak mobil, masyarakat bergerak menuju pasar Sarongan sambil terus berteriak menyuarakan aspirasinya. "Perjuangkan hak kesejahteraan rakyat, kami masyarakat Desa Sarongan menolak klaim tanah oleh TNI AU, " teriak masyarakat di tengah-tengah jalannya aksi.
Selain berorasi, masyarakat juga menggalang tanda tangan di atas kain putih yang dibentangkan sepanjang 30 meter. Kain tersebut mereka pasang di pagar pasar Sarongan. Salah seorang warga mengaku mau menandatangani kain tersebut karena tidak setuju dengan langkah TNI AU. Dia juga telah tinggal di Sarongan selama 20 tahun. "Anak, cucu, dan mata pencaharian kami ada di Sarongan. Yang kami khawatirkan adalah penggusuran terhadap warga yang tinggal diatas tanah tersebut, " ucapnya.
Tanah yang di klaim TNI AU tersebut berada di wilayah kampung Bayuran sampai Rajegwesi. Di atas tanah seluas 342 hektare itu, sebanyak 1.000 lebih kepala keluarga tinggal dilokasi itu selama bertahun-tahun. Meskipun ratusan orang mengikuti aksi ini, unjuk rasa berlangsung damai. Selain menggalang tanda tangan, mereka juga memasang spanduk bertuliskan, MASYARAKAT MENOLAK KLAIM TANAH SARONGAN OLEH TNI ANGKATAN UDARA.
Dari pantauan awak media, spanduk tersebut dipasang di beberapa titik di wilayah Desa Sarongan, yaitu Kampung Sumberwungu, Pasar Sarongan, Kampung Besaran, dan Kampung Bayuran. Sampai berita ini ditayangkan, belum ada pihak dari TNI AU yang bisa dihubungi. (Hariyono)